Kadar Besi Dalam Air Baku

Ketika membeli properti bangunan, kadang kita tidak mengetahui latar belakang lokasi tersebut sebelum dibangun. Lokasi bekas sawah umumnya memiliki air dengan konsentrasi zat besi yang tinggi, apalagi jika air didapat dari sumur bor kedalaman rendah. Maka langkah awal yang dapat diambil adalah bawa sample air ke lab untuk melihat kandungan zat padat terlarut, pH dan mineral lainnya. Secara kasat mata air yang mengandung zat besi berwarna keruh kekuningan. Ketika air digunakan untuk membilas kulit, bau akan tercium. Warna pakaian yang dicuci dengan air yang mengandung zat besi juga terlihat kusam.

Zat besi atau mangan dalam air berada dalam bentuk ion Fe²⁺ atau Mn² bentuk senyawa yang larut dan tidak berwarna. Jika air tersebut berhubungan dengan udara maka ion Fe²⁺ atau ion Mn²⁺ secara perlahan akan teroksidasi menjadi betuk senyawa ferri (Fe³⁺) atau senyawa mangandioksida (Mn⁴⁺) yang tak larut dalam air. Senyawa ini yang menimbulkan warna, bau dan rasa pada air baku.

Selain itu ada faktor internal yang mempengaruhi kondisi air baku di hunian yaitu pengelolaan air limbah domestik. Black Water (air yang berasal dari kakus) dan Grey Water  (air yang berasal dari kamar mandi, tempat cuci dan dapur). Kedua jenis air limbah tersebut perlu dikelola agar tidak mencemari badan air diantaranya air tanah dan drainase. Pengolahan air limbah domestik yang paling standar yaitu sistem setempat individu berupa tangki septik. Pipa air limbah harus kedap tanpa kebocoran.